Senin, 25 Oktober 2021

 

3.3.a.10  AKSI NYATA

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID

 

OSIS DAN PERINGATAN BULAN BAHASA SEBAGAI UPAYA MEMBANGUN KEPEMIMPINAN MURID YANG KREATIF, INOVATIF DAN BERTANGGUNG JAWAB DI ERA PANDEMI


OLEH :

YUNI ESTI INDRIKAWATI, S.Sos., M.SI.

CGP. ANGKATAN 2 KABUPATEN BENGKALIS  PROPINSI RIAU

 

FASILITATOR : Drs. H. FIRDAUS, M.Pd.

PENGAJAR PRAKTIK : DESRINA, S.Pd. AUD

 

 

1.     FACT (Peristiwa)

1.1   Latar Belakang

Sekolah sebagai sebuah institusi Pendidikan memiliki tugas besar dalam membentuk karakter murid sesuai wajah Pendidikan Negara.  Dalam hal ini ketika kita berbicara wajah Pendidikan di Indonesia, maka Pendidikan adalah upaya untuk menuntun tumbuh kembangnya murid sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya.  Hal ini sejalan dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantoro sebagai bapak Pendidikan Indonesia.  Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani adalah apa yang KHD sampaikan dalam tulisannya terkait Pendidikan yang berpihak pada murid.  Atas dasar pemikiran KHD tersebut, maka Pendidikan karakter menjadi fokus utama dalam pembentukan kepribadian murid agar berkembang sesuai dengan potensi besar yang dimilikinya. Dan profil Pelajar Pancasila adalah perwujudan dari karakter murid yang diharapkan tumbuh, berkembang sesuai dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantoro.

Guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam proses pembentukan karakter tersebut melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan ataupun program-program pembelajaran yang di inisiasi komunitas sekolah.  Program pembelajaran ataupun kegiatan yang dilakukan pada dasarnya bertujuan untuk mengembangkan karakter positif dari murid melalui pengelolaan program atau kegiatan yang berdampak pada murid dengan mengedepankan aset yang dimiliki oleh sekolah.

SMAS Cendana Mandau sebagai salah satu institusi Pendidikan menengah di kabupaten Bengkalis yang memiliki visi “Mewujudkan  Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berwawasan, Peka, Terampil Membudidayakan Lingkungan, Berkarakter Kebangsaan dan Sukses Berkompetisi Secara Global ” bertanggung jawab terhadap pembentukan karakter muridnya secara menyeluruh agar bertumbuh menjadi pribadi yang tangguh di era globalisasi ini.  Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menyusun program-program kegiatan yang mampu memberikan dampak positif dalam pembentukan karakter murid.  Dalam hal ini, program kegiatan yang ada ataupun disusun tidak hanya berasal dari pihak sekolah saja melainkan juga berusaha untuk melibatkan murid didalamnya mengingat murid adalah subjek dari kegiatan pembelajaran yang ada. 

OSIS, sebagai organisasi resmi siswa di sekolah memiliki peran yang penting dan besar dalam membantu terwujudnya karakter kepemimpinan murid melalui program-program kegiatan yang di inisiasinya.  Keberadaan OSIS di SMAS Cendana Mandau bukan hanya sebagai sebuah simbol keberadaan organisasi siswa namun mampu memberikan nuansa warna khusus yang berbeda melalui program-program kegiatan yang disusun dan dilaksanakannya dalam setiap periode kepengurusannya.  Pertukaran periode kepengurusan OSIS setiap tahunnya juga berimbas terhadap perbedaan rencana program kerja maupun kegiatannya yang dalam pelaksanaannya senantiasa melibatkan keberadaan seluruh murid. 

 

1.2   Tujuan Kegiatan

OSIS SMAS Cendana Mandau periode 2021-2022 yang baru saja selesai dilantik pada bulan September 2021 dengan tuntunan, dan bimbingan guru selaku Pembinanya, diarahkan untuk menyusun suatu program kegiatan yang bertujuan membentuk karakter kepemimpinan dalam diri para pengurus OSIS itu sendiri secara khusus dan seluruh murid SMAS Cendana Mandau secara umum.  Bulan Oktober menjadi momentum yang tepat bagi Pembina OSIS untuk menuntun siswa dalam menyelenggarakan kegiatan perdananya sebagai kepengurusan yang baru di lantik untuk menyelenggarakan kegiatan bulan Bahasa.

Penyelenggaraan kegiatan bulan Bahasa yang di inisiasi oleh OSIS ini bertujuan untuk melatih kemampuan para pengurus OSIS baru dalam menyelenggarakan sebuah event yang melibatkan seluruh murid SMAS Cendana  Mandau.  Kegiatan ini menjadi upaya untuk membentuk karakter kepemimpinan murid yang diawali dengan penyusunan program, merancang proposal hingga sosialisasi kegiatan dan pelaksanaan serta acara puncak kegiatan.  Kemandirian, kreativitas dan inovasi serta bertanggung jawab terhadap kegiatan menjadi poin utama dalam membentuk karakter kepemimpinan murid. Pelibatan seluruh murid melalui kompetisi bulan Bahasa antar kelas yang di inisiasi OSIS dengan tuntunan Pembina, secara tidak langsung juga menumbuhkembangkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab murid di kelas melalui perwakilan-perwakilannya dalam kompetisi tersebut yang dihasilkan melalui musyawarah kelas dengan melibatkan wali kelas. 

Pandemi Covid 19 yang belum pasti diketahui kapan berakhirnya, serta adanya pembatasan aktivitas pembelajaran tidak menjadikan halangan bagi pengurus OSIS periode 2021-2022 untuk menyelenggarakan kegiatan.  Melalui bimbingan Pembina OSIS, dan mempertimbangkan kondisi pembelajaran yang masih harus menyeimbangkan antara pembelajaran luring dan daring yang saat ini berlangsung di SMAS Cendana Mandau, OSIS merancang kompetisi terkait kemampuan mengekspresikan Bahasa melalui teknologi yang pada acara puncaknya akan dilaksanakan secara virtual.  Pemberdayaan OSIS dalam menyelenggarakan kegiatan yang berdampak pada murid ini bertujuan :

1.     Mewujudkan kepemimpinan murid.yang berakhlak mulia, cerdas dan berwawasan dalam pelaksanaan kegiatan peringatan bulan Bahasa.

2.     Meningkatkan kreativitas dan inovasi siswa yang berkarakter kebangsaan melalui kegiatan  peringatan bulan Bahasa.

3.     Mengembangkan ketrampilan abad 21 terkait dengan penggunaan teknologi bagi murid agar mampu berkompetisi secara global

 

1.3   Deskripsi Aksi Nyata

Penyelenggaraan kegiatan kompetisi antar kelas dalam rangka peringatan bulan Bahasa di mulai dari akhir bulan September dimana Pembina OSIS mengajak Pengurus OSIS untuk merancang kegiatan peringatan bulan Bahasa yang jatuh pada bulan Oktober.  Ide ini kemudian ditindaklanjuti oleh OSIS dengan merancang kegiatan kompetisi antar kelas dengan melibatkan kelompok ekstra kurikuler kebahasaan yang ada yaitu Sanggar Seni Tenas Effendy (klub Bahasa Indonesia), NBK (klub Bahasa Jepang) dan EC (klub Bahasa Inggris).  Selanjutnya dengan rahan Pembina OSIS, rencana kegiatan dirancang dan proposal mulai disusun.  Dalam penyusunan proposal, Pembina OSIS memberikan masukan untuk perbaikan sebelum diajukan pada pihak sekolah.  Konsultasi senantiasa dilakukan oleh pengurus OSIS dengan Pembina dengan memanfaatkan fasilitas teknologi yaitu melali WA maupun VC dan Zoom.

Langkah berikutnya adalah proses rapat gabungan antara pengurus OSIS dan klub Bahasa terkait dengan teknis kegiatan yang dilakukan secara virtual pada tanggal 12  Oktober yang menghasilkan teknis pendaftaran, panduan lomba hingga teknis jadwal sosialisasi kegiatan serta mensepakati puncak acara yang akan dilakukan pada tanggal 30 Oktober 2021 sebagai ajang pengumuman hasil kompetisi. Tanggal 15 Oktober 2021, sosialisasi kegiatan dilakukan melalui WA grup kelas, Instagram, grup Angkatan dan juga melibatkan keberadaan wali kelas untuk ikut mengarahkan murid di kelasnya agar berpartisipasi aktif dengan mendaftar melalui https://forms.gle/gxaDPL9GAdWmd2246 Dan membaca panduan lomba melalui  http://bulanbahasacd2021.carrd.com/

Jumat, 22 Oktober 2021 kembali dilakukan rapat gabungan secara virtual yang melibatkan seluruh panitia kegiatan, Pembina OSIS, Pembina Ekskul Kebahasaan untuk memantau perkembangan kegiatan serta teknis pelaksanaan pengumuman hasil kompetisi yang akan diumumkan pada puncak acara 30 Oktober 2021 dengan menampilkan karya terbaik dari masing-masing kelas.  Dari rapat gabungan yang dilakukan pada tanggal 22 Oktober ini terlihat bahwa setiap kelas memiliki semangat dan sangat antusias mengikuti kegiatan.  Hal ini ditunjukkan oleh adanya data yang masuk pada link pendaftaran maupun chatt dari para wali kelas terkait perwakilan kelas yang ikut dan beberapa hasil karya peserta kompetisi yang telah dikirimkan pada panitia. 

         


          




1.4   Hasil Pelaksanaan Program

Minggu, 24 Oktober 2021 adalah fase pengumpulan hasil karya murid dalam peringatan kegiatan bulan Bahasa yang meliputi kompetisi :

1.     Baca Puisi

2.     Pidato

3.     Mendongeng

4.     Menggambar Manga

5.     Poster

6.     Poetry Reading

Dari karya yang dikumpulkan menunjukkan bahwa proses kegiatan peringatan bulan Bahasa menunjukkan hasil yang memuaskan dimana masing-masing peserta perwakilan kelas mampu mengumpulkan karya tepat waktu yang menunjukkan terbentuknya kedisiplinan dan tanggung jawab  pada murid.  Selain itu, karya yang dihasilkan sangat kreatif, inovatif dan menarik serta mampu mengekspresikan diri mereka secara maksimal.

           Meskipun saat ini proses penilaian hasil karya (25 – 28 Oktober) oleh dewan juri masih berlangsung, dan acara puncak pengumuman pemenang kompetisi bulan Bahasabaru akan dilaksanakan pada tanggal 30 Oktober, program kegiatan  “OSIS dan Peringatan Bulan Bahasa sebagai Upaya Membangun Kepemimpinan Murid yang Kreatif, Inovatif dan Bertanggung jawab di Era Pandemi” telah berhasil. Hal ini terlihat dari kemampuan para pengurus OSIS dalam mengkoordinir kegiatan dimulai dari perencanaan, sosialisasi dan pelaksanaan dengan melibatkan perwakilan ekstra kurikuler kebahasaan.  Disamping itu, keaktifan dan keterlibatan seluruh murid dalam mensukseskan kegiatan  ditunjukkan dengan keaktifannya berperan serta dalam kompetisi yang diadakan dengan menghasilkan karya yang inovatif dengan memadukan ide kreatif dan teknologi.

Beberapa hasil karya murid yang terkumpul dalam berbagai kompetisi di bulan Bahasa :

 

                              Cuplikan kompetisi penulisan naskah  pidato :


https://drive.google.com/file/d/1omU05cOMJvYBHtEZ7x3Zdpz9m7gHgtVA/view?usp=sharing



https://drive.google.com/file/d/1Ac4hn6xNftkU73YtCBLXXtwWLTzFZ1Pi/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1v0Xou4ZHNXJX8pPNRO-A0WLoSy0ft83u/view?usp=sharing

https://drive.google.com/file/d/1xULiZ-TckjPjLiQo1MaG7MRsTaTwSiRh/view?usp=sharing

         https://drive.google.com/file/d/1EZn0TfE8153zFYBJtN_aRZU1N8JyR0Uh/view?usp=sharing


1.5   MELR (Monitoring, Evaluating, Learning dan Reporting)

Proses monitoring kegiatan secara langsung dilakukan oleh pimpinan sekolah khususnya wakil kepala sekolah urusan Kesiswaan dengan melibatkan Pembina OSIS.  Monitoring dilakukan sepanjang kegiatan dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan yang ada agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.  Evaluasi program dilakukan melalui proses rapat gabungan terkait dengan dampak yang muncul dari kegiatan serta hambatan yang muncul agar bisa segera diantisipasi dan dipecahkan permasalahannya dengan melibatkan Pembina OSIS, Pembina Ekskul dan Murid selaku panitia kegiatan.  Hal ini sebagi suatu upaya pembentukan budaya positif di lingkungan sekolah sesuai dengan visi sekolah.

Pembelajaran yang dapat di ambil dari program ini adalah pentingnya merancang suatu program dengan mempertimbangkan beragam aspek yang ada.  Murid sebagai subjek utama pembelajaran perlu untuk dilibatkan baik secara langsung ataupun tidak langsung dalam pembentukan program yang berdampak pada murid.  Tahapan BAGJA sangat penting untuk digunakan dalam merumuskan suatu program, selain itu perlunya identifikasi aset sebagai kekuatan program dan managemen resiko sebagai langkah antisipatif terhadap munculnya hambatan yang ada.  Kemampuan dalam merumuskan program yang berdampak pada murid dengan baik akan bisa menjadi sebuah budaya positif dalam pembentukan karakter murid sebagai calon pemimpin di masa depan.

 

2.     FEELING (Perasaan)

Proses mengajak murid dalam merancang suatu kegiatan terkait dengan pembentukan karakter kepemimpinan murid sesuai dengan visi sekolah menimbulkan suatu kebanggaan tersendiri.  Kebanggaan ini muncul karena adanya respon positif dari murid yang tergabung dalam kepengurusan OSIS periode 2021-2022.  Semangat dan tekad mereka untuk belajar merancang, menyusun dan mengakomodir kegiatan di era pandemi COVID 19 ini dengan memanfaatkan aplikasi teknologi, memunculkan keyakinan dalam diri saya sebagai Pembina OSIS bahwa kelak nantinya mereka akan mampu menjadi calon pemimpin bangsa yang berkarakter serta teguh pendirian.

Keberanian para murid dalam menunjukkan keterlibatannya mengikuti kegiatan peringatan bulan Bahasa menjadi kebahagiaan saya selaku guru sekaligus Pembina OSIS dan juga sesama rekan  guru karena meskipun di era pandemi, murid tetap mampu berkarya dan aktif dalam kegiatan positif yang mampu menumbuhsuburkan kemandirian, kreatifitas dan inovasi dalam diri mereka.  Murid SMAS Cendana Mandau berhasil membuktikan bahwa mereka sebagai generasi Z bukanlah generasi yang malas bergerak, melainkan mereka adalah generasi melek teknologi dan mampu memanfaatkan teknologi sebagai bagian dari pengembangan potensi dirinya sesuai dengan ketrampilan abad 21.

 

3.     FINDING (Pembelajaran Yang Diperoleh)

Pembelajaran yang dapat diambil dari proses pengelolaan program yang berdampak pada murid secara garis besar adalah :

  •      Ketepatan dalam mengidentifikasi kekuatan positif sebagai aset utama dari suatu proses pembelajaran adalah langkah penting dalam penyusunan suatu program yang berdampak pada murid.
  •      Kemampuan menganalisa resiko melalui managemen resiko sebagai langkah antisipatif yang baik akan dapat meminimalisir kemungkinan hambatan ataupun kegagalan yang muncul.
  •      Besar kecilnya suatu program yang disusun bukanlah menjadi ukuran/patokan terhadap sukses tidaknya suatu kegiatan.  Namun kesuksesan di ukur dari adanya tekad dan kemauan dalam menggali setiap potensi positif yang ada dari subjek kegiatan itu sendiri.
  •      Kekuatan membangun jaringan sosial dan melakukan kolaborasi menjadi kunci dalam menyusun dan melaksanakan suatu program yang diharapkan memberi dampak positif pada murid.
  •      Langkah evaluasi senantiasa dibutuhkan sebagai langkah perbaikan bagi penyusunan program berikutnya sehingga potensi yang diharapkan muncul dan berkembang pada diri murid akan tergali secara maksimal.
  •       Salah satu kunci keberhasilan suatu program yang berdampak pada murid adalah ketika program tersebut mampu menginspirasi banyak pihak untuk mendapatkan nilai positif dari setiap kegiatan yang ada.


4.   FUTURE (Penerapan di Masa yang Akan Datang)

Hasil refleksi dan evaluasi  kegiatan bulan Bahasa yang bertujuan untuk membentuk karakter kepemimpinan murid yang bkreatif, inovatif dan bertanggung jawab di era pandemi ini akan menjadi tolok ukur dalam menyiapkan program-program kegiatan yang berdampak pada murid berikutnya.

Kemampuan menjalin jaringan sosial yang kuat melalui proses kolaborasi yang telah ada saat ini akan mampu menjadi pondasi bagi terlaksananya pengelolaan kegiatan yang berdampak pada murid dalam skala yang lebih besar.  Identifikasi kekuatan dan pemanfaatan aset sekolah dengan sebaik-baiknya akan terus digunakan sebagai dasar penyususnan program yang berdampak pada murid.  Dukungan dari berbagai pihak yang ada, akan digunakan untuk menjadi pintu pembuka bagi munculnya beragam kegiatan positif yang berdampak pada murid sebagai bentuk keberpihakan dalam mewujudkan merdeka belajar.  Karena dengan MERDEKA BELAJAR, potensi murid akan berkembang secara maksimal dan karakter pelajar sesuai profil Pelajar Pancasila akan dapat terwujud sesuai harapan. 

 

 

SALAM GURU PENGGERAK

TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN



















Kamis, 14 Oktober 2021

 

AKSI NYATA MODUL 3.1.a.10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

OLEH :

YUNI ESTI INDRIKAWATI, S.Sos., M.Si

CGP ANGKATAN 2  KAB. BENGKALIS  PROP. RIAU

 

FASILITATOR : Drs. H. FIRDAUS, M.Pd.

PENGAJAR PRAKTIK : DESRINA, S.Pd. Aud.

 

 

1.     FACT (PERISTIWA)

a.      Latar Belakang

Sekolah sebagai sebuah institusi Pendidikan berperan besar dalam menuntun peserta didik untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.  Hal ini sejalan dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.  SMAS Cendana, sebagai sebuah institusi Pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan hal tersebut dengan berusaha memfasilitasi semua kebutuhan murid untuk berkembang maksimal sesuai potensi yang dimilikinya.

Selaras dengan visi SMAS Cendana Mandau “Mewujudkan  Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berwawasan, Peka, Terampil Membudidayakan Lingkungan, Berkarakter Kebangsaan dan Sukses Berkompetisi Secara Global ”,  berbagai program kegiatan yang bertujuan menggali dan mengembangkan minat/bakat murid di bidang akademik maupun non akademik berusaha disediakan dan difasilitasi.  Keberadaan program tersebut  membuat murid memiliki banyak pilihan kegiatan bernilai positif yang bisa diikuti untuk mengembangkan dirinya.  Ini menjadi salah satu daya tarik dari SMAS Cendana Mandau dan menjadikannya sebagai sekolah swasta terkemuka di Kabupaten Bengkalis.  Keinginan memperoleh Pendidikan yang bermutu, berkualitas dan memiliki peluang besar untuk melanjutkan Pendidikan pada perguruan tinggi favorit di Indonesia menjadikan sekolah ini sebagai pilihan yang sangat layak dipertimbangkan di Bengkalis.  

b.     Alasan Melakukan Aksi Nyata

Setiap program kerja ataupun program kegiatan yang telah disusun dengan matang dan mempertimbangkan banyak hal pasti akan tetap memiliki resiko serta konsekuensi.  Kesiapan menghadapi resiko dan konsekuensi dari terlaksananya sebuah program, khususnya pada institusi Pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan murid.  Untuk itu, proses pengambilan keputusan yang tepat harus benar-baner dikuasai dengan baik oleh sekolah dalam hal ini pimpinan maupun guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Atas dasar hal tersebut, kami para CGP dari SMAS Cendana Mandau yang berjumlah 6 orang tergerak untuk melakukan aksi nyata pengimbasan materi PGP tentang  Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.  Pengimbasan ini menjadi hal yang sangat penting, mengingat permasalahan pembelajaran adalah hal yang melekat erat dalam sebuah proses Pendidikan dan pengajaran.  Pengimbasan “Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran” yang kami lakukan pada tanggal 5 Oktober ini ternyata bisa sekaligus kami praktekkan dan implementasikan hasilnya karena  secara bersamaan ada permasalahan  dilema etika yang sedang dihadapi  di SMAS Cendana Mandau terkait program kegiatan pemberian bimbingan belajar siswa dalam menghadapi UTBK.

Kegiatan bimbingan belajar bagi siswa kelas XII dalam menghadapi UTBK adalah program unggulan yang kami miliki dan telah dilaksanakan sejak awal tahun ajaran baru 2021-2022.  Terkait kondisi pandemi COVID 19 saat ini, kegiatan dilakukan secara daring dari jam 16.00 – 17.30 dengan mempergunakan aplikasi LMS Schoology serta tatap maya melalui zoom ataupun google meet.  Namun dalam 1 bulan terakhir, prosentase kehadiran siswa untuk mengikuti bimbingan belajar ini menurun cukup drastis karena sebagian dari murid ada yang mengikuti bimbingan belajar berbayar online yang jadwal pelaksanaannya berbenturan dengan jadwal bimbingan belajar kelas XII yang diadakan oleh sekolah.  Hal ini menjadi dilema etika yang dihadapi sekolah, murid dan juga orang tua.  Dilema terberat terletak pada murid dimana murid harus menentukan pilihan untuk ikut bimbingan belajar yang difasilitasi sekolah sesuai program yang telah disosialisasikan pada orang tua ataukah mengikuti bimbingan belajar online berbayar yang juga telah didaftar dan dibayarkan oleh orang tua sementara waktu pelaksanaan keduanya bersamaan.  Dilema terjadi karena pada jam yang bersamaan siswa harus menentukan pilihan apakah akan mengikuti bimbingan belajar yang diadakan oleh sekolah atau mengikuti bimbingan online berbayar yang sudah didaftarkan oleh orang tua. Kedua pilihan siswa adalah benar akan tetapi saling bertentangan.  Bagi sekolah, bimbingan belajar yang diberikan adalah program yang telah didiskusikan  dengan komite dan sesuai permintaan serta disetujui orang tua terkait pemantapan materi untuk persiapan UTBK. Namun disisi lain, orang tua juga memiliki keinginan agar anak-anaknya di era pandemi tetap memperoleh trik-trik khusus menghadapi UTBK yang bisa diperoleh melalui bimbingan belajar berbayar

 

Melalui proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan dilema etika ini, semua pihak khususnya murid, guru mata pelajaran bimbel dan orang tua akan merasa nyaman dan memperoleh keputusan yang tepat bagi semua pihak.

c.      Hasil Aksi Nyata

1)     Pengimbasan materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, kami lakukan dalam kegiatan “Seminar Pengimbasam Materi Pendidikan Guru Penggerak” pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2021 yang diikuti oleh jajaran guru dan pimpinan serta karyawan sekolah dan dihadiri oleh pengajar paraktik kami ibu Desrina,

 


2)     Tahap Pengambilan Keputusan terkait dilema etika yang dihadapi sekolah, murid dan orang tua.

a.      Prinsip yang digunakan : Prinsip berbasis hasil akhir.

b.     Paradigma : jangka panjang vs jangka pendek

§   Jangka panjang : kredibilitas sekolah tetap bisa dipertahankan jika  siswa mengikuti bimbingan belajar yang dilakukan sekolah sesuai dengan program sekolah yang telah disosialisasikan kepada orang tua. .  

§   Jangka pendek : jika bimbel online berbayar tetap diikuti, menurut  siswa mereka  memiliki kesiapan untuk  mengikuti UTBK karena tempat bimbingan belajar online memilki koneksi dengan LTMPT.

c.      Pengujian Keputusan

§  Nilai yang saling bertentangan : Bimbel sekolah vs bimbel online berbayar

§  Yang terlibat : Murid, sekolah, Bimbel online berbayar

§  Fakta yang relevan : jadwal bimbel online yang bersamaan dengan bimbel sekolah, bimbel online memiliki koneksi dengan LTMPT,mempunyai program mengukur passing grade Try Out, dengan program simulasi yang mirip pola yang mendekati UTBK, sedangkan di sekolah guru sudah mempersiapkan bahan ajar dan soal persiapan UTBK, secara konsep guru lebih menguasai materinya, dan sekolah sudah menyiapkan program persiapan UTBK hingga siswa menyelesaikan pembelajaran semester 2.

§  Uji legalitas : tidak ada pelanggaran hukum.

§  Uji regulasi : ada pelanggaran aturan ketika murid tidak mengikuti bimbel yang dilakukan oleh sekolah.

§  Uji intuisi : guru merasa tidak nyaman apabila siswa yang mengikuti bimbel di sekolah persentase kehadirannya menurun.

§  Uji publikasi : jika hal ini diketahui masyarakat umum maka akan berdampak pada penurunan  kredibilitas sekolah dan ini berimbas pada nilai jual sekolah.

§  Uji idola : prinsip pimpinan sekolah yang lama guru harus meningkatkan kompetensi dan pelayanan terhadap murid sehubungan dengan mempersiapan murid untuk masuk ke perguruan tinggi agar tetap mendapat kepercayaan dari orangtua murid sebagai stakeholder, dan menutup akses bimbingan belajar online untuk bebas mempromosikan bimbelnya ke sekolah.

d.     Pengujian paradigma : jangka pendek vs jangka panjang

e.      Prinsip yang digunakan : Prinsip berbasis hasil akhir

f.      Opsi Trilemma : memberi masukkan kepada pimpinan sekolah untuk mengubah jadwal bimbingan sekolah agar nantinya dapat memfasilitasi murid untuk mengikuti bimbingan online yang sudah dijalani.

g.     Keputusan : siswa wajib mengikuti bimbingan belajar UTBK sesuai dengan program sekolah dengan menyusun ulang jadwal agar murid juga tetap bisa mengikuti bimbel belajar online yang telah dibayar orangtuanya.

h.     Refleksi : dengan mempertimbangkan semua tahapan dan langkah yang ada serta pengujian dalam pengambilan keputusan maka opsi trilema menjadi pilihan yang terbaik agar semua kebutuhan baik sekolah, murid dan orangtua dapat diakomodir.

 

 


2.     FEELINGS (Perasaan)

Pelaksanaan aksi nyata ini membuat saya merasa sangat senang karena tepat 1 minggu setelah melakukan pengimbasan materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran kami berusaha menyelesaikan dilema etika yang terjadi terkait dengan bimbingan belajar.  Saat itu, kami langsung bisa menerapkan tahapan pengambilan keputusan yang menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4. Paradigma dilema etika dan 9 langkah pengujian keputusan. Sehingga kami mampu mengambil keputusan yang tepat bagi kedua belah pihak.

 

3.     FINDINGS ( Pembelajaran)

Pembelajaran yang didapat agar program yang disusun tepat sasaran, sebagai berikut:

1.     Melakukan survei  kebutuhan peserta didik sebelum menyusun program.

2.     Melakukan pemetaan resiko yang akan muncul.

 

4.     FUTURE (Penerapan ke Depan)

Rencana perbaikan terhadap kondisi dilema yang dihadapi di masa yang akan datang :

1.     Melakukan diskusi atau pertemuan dengan orang tua murid lebih awal terkait kebutuhan murid dalam mempersiapkan diri menghadapi UTBK.

2.     Melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru terkait program UTBK.

3.     Membangun jaringan social yang lebih kuat untuk memperoleh akses informasi terbaru terkait UTBK.

4.     Melengkapi program sekolah dengan komponen kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi UTBK seperti teknis pengukuran passing grade terbaru dan prediksi kelulusan.

 

 

 

“SALAM GURU PENGGERAK”

TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN