Jumat, 17 September 2021

 

PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 2

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL

MODUL 3.1.a.7

 


 

YUNI ESTI INDRIKAWATI, S.Sos., M.Si

CGP ANG. 2

KAB. BENGKALIS PROP. RIAU

 

 

 

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

 

            Modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran adalah materi pembelajaran yang menarik bagi saya dalam proses pendidikan Guru Penggerak yang saat ini sedang saya jalani.  Pada dasarnya sebagai seorang guru, mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran pasti sudah sering kita lakukan.  Namun, apakah pengambilan keputusan tersebut sudah mempertimbangkan banyak faktor ataupun banyak hal dengan segala konsekuensinya? Mungkin itu adalah bagian yang tidak terfikirkan secara mendalam selama ini.

            Melalui pembelajaran modul 3.1 terkait Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, saya pribadi akhirnya lebih mampu memahami konsep pengambilan keputusan yang baik, benar dan tepat dimana dalam pengambilan sebuah keputusan kita benar-benar diminta untuk melihat dengan jeli permasalahan yang ada dan mempertimbangkan banyak factor sebelum pada akhirnya mengambil keputusan yang kita anggap paling tepat.  Salah satu hal yang perlu kita kaji pada tahap awal adalah memperhatikan dengan baik terlebih dahulu apakah ini sebuah permasalahan yang dapat dikategorikan sebagai DILEMA ETIKA ataukah sebuah BUJUKAN MORAL.  Hal ini menjadi sangat penting karena dengan membedakan secara prinsipil kedua hal tersebut akan memudahkan kita dalam menerapkan proses pengambilan keputusan yang tepat. 

            Dilema Etika adalah suatu keadaan dimana kita dihadapkan pada 2 kondisi yang sama-sama benar dan kita diminta untuk memutuskan mana yang akan kita pilih.  Sementara Bujukan Moral adalah sebuah kondisi dimana kita akan dihadapkan pada pilihan benar dan salah yang cenderung lebih mudah bagi kita untuk memutuskan mana yang akan kita pilih.  Dan pada pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran, kita diajarkan untuk memahami dilema etika yang terjadi sebelum mengambil sebuah keputusan yang memang telah diketahui konsekuensi yang akan dihadapinya.

            Modul 3.1 mengajarkan beberapa tahap yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin pembelajaran sebelum mengambil sebuah keputusan yang termasuk dalam konsep benar vs benar atau disebut dengan dilema etika.  Pada tahap awal, kita diajak mempelajari adanya 4 paradigma  dalam dilema etika yaitu :

1.       Individu lawan masyarakat (individual vs community)

2.       Keadilan lawan kasihan (justice vs mercy)

3.       Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyality)

4.       Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)

Berdasar 4 paradigma di atas, kita diminta mengenali dengan baik apa paradigm yang tepat dalam melihat permasalahan yang ada.

Selain itu, terdapat 3 prinsip yang bisa digunakan untuk bisa membuat keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran yaitu :

1.       Prinsip berbasis hasil akhir (ends-based thinking)

2.       Prinsip berbasis peraturan (rule-based thinking)

3.       Prinsip berbasis rasa peduli (care-based thinking)

Dalam membuat sebuah keputusan dari dilema etika yang terjadi, maka perlu dilakukan pengujian melalui 9 langkah berikut :

1.       Mengenali adanya nilai-nilai yang saling bertentangan dalam kasus tersebut.

2.       Siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut.

3.       Apa fakta yang relevan terhadap kasus tersebut

4.       Pengujian benar atau salah yang meliputi :

a.       Uji legalitas : apakah terdapat aspek pelanggaran hukum

b.       Uji regulasi : apakan kasus yang ada menyangkut aspek pelanggaran aturan atau kode etik

c.       Uji intuisi : apakah ada yang salah dalam kasus tersebut

d.   Uji halaman depan koran/publikasi : apa yang dirasakan jika keputusan yang diambil di  publikasikan.

e.       Uji idola : apa yang akan dilakukan oleh panutan kita apabila menghadapi kasus yang sama.

5.       Menentukan paradigma yang terjadi

6.       Prinsip apa yang dipakai dalam mengambil keputusan

7.       Investigasi opsi trilemma, suatu tindakan kreatif yang tidak terfikir sebelumnya saat mengambil keputusan.

8.       Menentukan keputusan

9.       Refleksi terhadap keputusan yang diambil.

 

Berdasar pemahaman saya terhadap materi modul 3.1 Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, saya melihat banyak hal baru yang bernilai positif dan sangat berguna bagi saya dalam menjalankan profesi sebagai seorang pendidik.  Oleh karena itu, saya bergfikir bahwa apa yang saya petroleh ini harus dapat saya terapkan sekaligus saya imbas dan tularkan pada rekan sejawat sehingga kami akan bisa bersama-sama memajukan dunia pendidikan sesuai dengan filosofi Ki Hajar Dewantoro.

Apabila dikaitkan dengan pertanyaan tentang bagaimana nantinya saya akan mentransfer dan menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran di sekolah ataupun lingkungan saya, maka pada tahap awal proses yang saya lakukan setelah benar-benar memahami modul ini  adalah  mengimbaskannya kepada rekan sejawat baik secara informal (melalui obrolan ringan interaksi keseharian di sekolah) pada tahap awal yang kemudian akan dilanjutkan melalui kegiatan formal pengimbasan setelah membicarakannya dengan pimpinan serta adanya dukungan ketertarikan dari rekan sejawat yang kemudian dijadwalkan secara khusus dalam bentuk seminar dan diskusi sederhana di lingkup sekolah.  Selain itu saya juga harus mampu berusaha untuk menerapkan proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran ini khususnya saat berhadapan dengan kondisi dilema etika dalam pembelajaran maupun interaksi keseharian di sekolah sebagai bentuk komitman selaku guru penggerak sekaligus role mode bagi rekan sejawat dalam mengambil keputusan.  

Menentukan paradigma serta prinsip pengambilan keputusan adalah langkah awal yang harus senantiasa digunakan dalam mengambil keputusan.  Dan sesudah itu, sebelum diputuskan saya harus senantiasa melakukan pengujian terhadap keputusan yang akan saya ambil sehingga nantinya akan siap dengan semua konsekuensi yang muncul dalam setiap keputusan yang saya ambil sebagai seorang pemimpin pembelajaran.  Untuk itu tentunya saya membutuhkan dukungan dari rekan sejawat dan khususnya pimpinan sekolah beserta wakil dan guru BP dalam mengambil keputusan yang mengandung unsur dilema etika khususnya yang berkaitan dengan siswa, interaksi dan proses pembelajaran yang terjadi.  Penguatan dukungan ini saya butuhkan sekaligus sebagai alat refleksi untuk perbaikan ke depannya dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.

Terkait dengan proses pelaksanaan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran sesuai dengan modul 3. 1 yang sedang dipelajari saat ini, saya dan teman-teman calon guru penggerak yang berasal dari sekolah yang sama terlebih dahulu berencana untuk melalukan sosialisasi materi ini sebagaimana modul-modul sebelumnya.  Hal ini bertujuan agar nantinya akan ada kesepahaman dalam proses pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.  Diharapkan dengan telah disosialisasikannya materi modul 3.1, baik saya, rekan  sejawat maupun pimpinan sekolah nantinya akan mampu melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan baik sesuai tahapan dalam modul 3.1 dan mengujinya sebelum pada akhirnya memutuskan.  Secara otomatis, aktivitas pengambilan keputusan dengan baik sesuai tahapan baru bisa dimulai secara resmi apabila telah dilakukan sosialisasi pengimbasan dan diskusi modul.  Perkiraan kegiatan sosialisasi ini akan bisa dilaksanakan pada minggu terakhir bulan September atau lebih tepatnya sesudah pelaksanaan penilaian tengah semester ganjil yang saat ini sedang kami lakukan.,  Namun apabila sebelum kegiatan sosialisasi dilaksanakan dan telah muncul adanya dilema etika khususnya yang saya hadapi dalam proses pembelajaran ataupun interaksi yang terjadi di sekolah, maka tidak menutup kemungkinan bahwa saya akan langsung menerapkan tahapn proses pengambilan keputusan sesuai dengan apa yang saya pelajari.

Rekan sesama CGP yang berasal dari sekolah yang sama akan menjadi teman diskusi sekaligus pendamping dalam tahapan proses pengambilan keputusan yang akan saya lakukan.  Dengan demikian akan senantiasa ada proses refleksi sekaligus evaluasi untuk perbaikan kedepannya.  Disamping itu, keberadaan pimpinan sekolah beserta wakilnya akan mampu menjadi pendukung utama dalam langkah saya mengimplementasikan ilmu yang saya peroleh melalui pendidikan guru penggerak ini khususnya terkait dengan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran.  Harapan saya apa yang saya peroleh melalui pendidikan guru penggerak dapat saya terapkan dengan baik sehingga mampu mewujudkan merdeka belajar sebagaimana filosofi pendidikan ki Hajar Dewantoro.

 

SALAM GURU PENGGERAK

TERGERAK, BERGERAK DAN MENGGERAKKAN

2 komentar:

  1. Mantap Bu Yuni Esti, sangat mengisnpirasi.

    BalasHapus
  2. Penyajian rangkumannya menarik karena dalam bentuk poin-poin. Isinya singkat, padat, dan sangat bermanfaat bagi yang membacanya. Menjadi pemimpin pembelajaran yang mampu membuat keputusan yang bijak akan terasah dengan sendirinya ketika dibenturkan pada berbagai masalah, baik berupa bujukan moral maupun berupa dilema etika. Karena pada dasarnya memang pengalaman menghadapi berbagai masalah membuat orang terbiasa mencari jalan keluarnya serta bijak mengambil keputusan. Semangat, Bu Yuni....

    BalasHapus