AKSI NYATA MODUL 3.1.a.10
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
OLEH
:
YUNI
ESTI INDRIKAWATI, S.Sos., M.Si
CGP
ANGKATAN 2 KAB. BENGKALIS PROP. RIAU
FASILITATOR
: Drs. H. FIRDAUS, M.Pd.
PENGAJAR
PRAKTIK : DESRINA, S.Pd. Aud.
1. FACT
(PERISTIWA)
a. Latar Belakang
Sekolah sebagai sebuah institusi Pendidikan berperan
besar dalam menuntun peserta didik untuk mencapai kebahagiaan
setinggi-tingginya sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya. Hal ini sejalan dengan filosofi Pendidikan Ki
Hajar Dewantara. SMAS Cendana, sebagai
sebuah institusi Pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan hal
tersebut dengan berusaha memfasilitasi semua kebutuhan murid untuk berkembang
maksimal sesuai potensi yang dimilikinya.
Selaras dengan visi SMAS Cendana Mandau “Mewujudkan Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berwawasan, Peka, Terampil Membudidayakan Lingkungan, Berkarakter Kebangsaan dan Sukses Berkompetisi Secara Global ”, berbagai program kegiatan yang bertujuan menggali dan mengembangkan minat/bakat murid di bidang akademik maupun non akademik berusaha disediakan dan difasilitasi. Keberadaan program tersebut membuat murid memiliki banyak pilihan kegiatan bernilai positif yang bisa diikuti untuk mengembangkan dirinya. Ini menjadi salah satu daya tarik dari SMAS Cendana Mandau dan menjadikannya sebagai sekolah swasta terkemuka di Kabupaten Bengkalis. Keinginan memperoleh Pendidikan yang bermutu, berkualitas dan memiliki peluang besar untuk melanjutkan Pendidikan pada perguruan tinggi favorit di Indonesia menjadikan sekolah ini sebagai pilihan yang sangat layak dipertimbangkan di Bengkalis.
b. Alasan
Melakukan Aksi Nyata
Setiap program kerja ataupun program kegiatan yang telah disusun dengan matang dan mempertimbangkan banyak hal pasti akan tetap memiliki resiko serta konsekuensi. Kesiapan menghadapi resiko dan konsekuensi dari terlaksananya sebuah program, khususnya pada institusi Pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan murid. Untuk itu, proses pengambilan keputusan yang tepat harus benar-baner dikuasai dengan baik oleh sekolah dalam hal ini pimpinan maupun guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran.
Atas dasar hal tersebut, kami para CGP dari SMAS Cendana
Mandau yang berjumlah 6 orang tergerak untuk melakukan aksi nyata pengimbasan
materi PGP tentang Pengambilan Keputusan
sebagai Pemimpin Pembelajaran.
Pengimbasan ini menjadi hal yang sangat penting, mengingat permasalahan
pembelajaran adalah hal yang melekat erat dalam sebuah proses Pendidikan dan pengajaran. Pengimbasan “Pengambilan Keputusan sebagai
Pemimpin Pembelajaran” yang kami lakukan pada tanggal 5 Oktober ini ternyata
bisa sekaligus kami praktekkan dan implementasikan hasilnya karena secara bersamaan ada permasalahan dilema etika yang sedang dihadapi di SMAS Cendana Mandau terkait program
kegiatan pemberian bimbingan belajar siswa dalam menghadapi UTBK.
Kegiatan bimbingan belajar bagi siswa kelas XII
dalam menghadapi UTBK adalah program unggulan yang kami miliki dan telah
dilaksanakan sejak awal tahun ajaran baru 2021-2022. Terkait kondisi pandemi COVID 19 saat ini,
kegiatan dilakukan secara daring dari jam 16.00 – 17.30 dengan mempergunakan
aplikasi LMS Schoology serta
tatap maya melalui zoom ataupun google meet. Namun dalam 1 bulan terakhir, prosentase
kehadiran siswa untuk mengikuti bimbingan belajar ini menurun cukup drastis
karena sebagian dari murid ada yang mengikuti bimbingan belajar berbayar online
yang jadwal pelaksanaannya berbenturan dengan jadwal bimbingan belajar kelas
XII yang diadakan oleh sekolah. Hal ini
menjadi dilema etika yang dihadapi sekolah, murid dan juga orang tua. Dilema terberat terletak pada murid dimana murid
harus menentukan pilihan untuk ikut bimbingan belajar yang difasilitasi sekolah
sesuai program yang telah disosialisasikan pada orang tua ataukah mengikuti
bimbingan belajar online berbayar yang juga telah didaftar dan dibayarkan oleh
orang tua sementara waktu pelaksanaan keduanya bersamaan. Dilema terjadi karena pada jam yang bersamaan
siswa harus menentukan pilihan apakah akan mengikuti bimbingan belajar yang
diadakan oleh sekolah atau mengikuti bimbingan online berbayar yang sudah
didaftarkan oleh orang tua. Kedua pilihan siswa adalah benar akan tetapi saling
bertentangan. Bagi sekolah, bimbingan
belajar yang diberikan adalah program yang telah didiskusikan dengan komite dan sesuai permintaan serta
disetujui orang tua terkait pemantapan materi untuk persiapan UTBK. Namun
disisi lain, orang tua juga memiliki keinginan agar anak-anaknya di era pandemi
tetap memperoleh trik-trik khusus menghadapi UTBK yang bisa diperoleh melalui
bimbingan belajar berbayar
Melalui proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan dilema etika ini, semua pihak khususnya murid, guru mata pelajaran bimbel dan orang tua akan merasa nyaman dan memperoleh keputusan yang tepat bagi semua pihak.
c. Hasil
Aksi Nyata
1) Pengimbasan
materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, kami
lakukan dalam kegiatan “Seminar Pengimbasam Materi Pendidikan Guru Penggerak”
pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2021 yang diikuti oleh jajaran guru dan
pimpinan serta karyawan sekolah dan dihadiri oleh pengajar paraktik kami ibu
Desrina,
2) Tahap
Pengambilan Keputusan terkait dilema etika yang dihadapi sekolah, murid
dan orang tua.
a.
Prinsip
yang digunakan : Prinsip berbasis hasil akhir.
b.
Paradigma
: jangka panjang vs jangka pendek
§
Jangka
panjang :
kredibilitas sekolah tetap bisa dipertahankan jika siswa mengikuti bimbingan belajar yang
dilakukan sekolah sesuai dengan program sekolah yang telah disosialisasikan
kepada orang tua. .
§
Jangka
pendek : jika
bimbel online berbayar tetap diikuti, menurut
siswa mereka memiliki kesiapan
untuk mengikuti UTBK karena tempat
bimbingan belajar online memilki koneksi dengan LTMPT.
c.
Pengujian
Keputusan
§
Nilai
yang saling bertentangan : Bimbel sekolah vs bimbel online berbayar
§
Yang
terlibat : Murid, sekolah, Bimbel online berbayar
§
Fakta
yang relevan : jadwal bimbel online yang bersamaan dengan bimbel sekolah,
bimbel online memiliki koneksi dengan LTMPT,mempunyai program mengukur passing
grade Try Out, dengan program simulasi yang mirip pola yang mendekati UTBK,
sedangkan di sekolah guru sudah mempersiapkan bahan ajar dan soal persiapan
UTBK, secara konsep guru lebih menguasai materinya, dan sekolah sudah
menyiapkan program persiapan UTBK hingga siswa menyelesaikan pembelajaran
semester 2.
§
Uji
legalitas : tidak ada pelanggaran hukum.
§
Uji
regulasi : ada pelanggaran aturan ketika murid tidak mengikuti bimbel yang
dilakukan oleh sekolah.
§
Uji
intuisi : guru merasa tidak nyaman apabila siswa yang mengikuti bimbel di
sekolah persentase kehadirannya menurun.
§
Uji
publikasi : jika hal ini diketahui masyarakat umum maka akan berdampak pada
penurunan kredibilitas sekolah dan ini
berimbas pada nilai jual sekolah.
§
Uji
idola : prinsip pimpinan sekolah yang lama guru harus meningkatkan kompetensi
dan pelayanan terhadap murid sehubungan dengan mempersiapan murid untuk masuk
ke perguruan tinggi agar tetap mendapat kepercayaan dari orangtua murid sebagai
stakeholder, dan menutup akses bimbingan belajar online untuk bebas
mempromosikan bimbelnya ke sekolah.
d.
Pengujian
paradigma : jangka pendek vs jangka panjang
e.
Prinsip
yang digunakan : Prinsip berbasis hasil akhir
f.
Opsi
Trilemma : memberi masukkan kepada pimpinan sekolah untuk mengubah jadwal
bimbingan sekolah agar nantinya dapat memfasilitasi murid untuk mengikuti
bimbingan online yang sudah dijalani.
g.
Keputusan
: siswa wajib mengikuti bimbingan belajar UTBK sesuai dengan program sekolah
dengan menyusun ulang jadwal agar murid juga tetap bisa mengikuti bimbel
belajar online yang telah dibayar orangtuanya.
h.
Refleksi
: dengan mempertimbangkan semua tahapan dan langkah yang ada serta pengujian
dalam pengambilan keputusan maka opsi trilema menjadi pilihan yang terbaik agar
semua kebutuhan baik sekolah, murid dan orangtua dapat diakomodir.
2. FEELINGS
(Perasaan)
Pelaksanaan
aksi nyata ini membuat saya merasa sangat senang karena tepat 1 minggu setelah
melakukan pengimbasan materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin
Pembelajaran kami berusaha menyelesaikan dilema etika yang terjadi terkait
dengan bimbingan belajar. Saat itu, kami
langsung bisa menerapkan tahapan pengambilan keputusan yang menggunakan 3
prinsip pengambilan keputusan, 4. Paradigma dilema etika dan 9 langkah
pengujian keputusan. Sehingga kami mampu mengambil keputusan yang tepat bagi
kedua belah pihak.
3. FINDINGS ( Pembelajaran)
Pembelajaran yang
didapat agar program yang disusun tepat sasaran, sebagai berikut:
1.
Melakukan
survei kebutuhan peserta didik sebelum
menyusun program.
2.
Melakukan
pemetaan resiko yang akan muncul.
4.
FUTURE
(Penerapan ke Depan)
Rencana perbaikan terhadap kondisi dilema yang
dihadapi di masa yang akan datang :
1.
Melakukan
diskusi atau pertemuan dengan orang tua murid lebih awal terkait kebutuhan
murid dalam mempersiapkan diri menghadapi UTBK.
2.
Melakukan
diskusi terlebih dahulu dengan guru terkait program UTBK.
3.
Membangun
jaringan social yang lebih kuat untuk memperoleh akses informasi terbaru
terkait UTBK.
4.
Melengkapi
program sekolah dengan komponen kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi
UTBK seperti teknis pengukuran passing grade terbaru dan prediksi kelulusan.
“SALAM GURU PENGGERAK”
TERGERAK, BERGERAK,
MENGGERAKKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar