Kamis, 14 Oktober 2021

 

AKSI NYATA MODUL 3.1.a.10

PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN

OLEH :

YUNI ESTI INDRIKAWATI, S.Sos., M.Si

CGP ANGKATAN 2  KAB. BENGKALIS  PROP. RIAU

 

FASILITATOR : Drs. H. FIRDAUS, M.Pd.

PENGAJAR PRAKTIK : DESRINA, S.Pd. Aud.

 

 

1.     FACT (PERISTIWA)

a.      Latar Belakang

Sekolah sebagai sebuah institusi Pendidikan berperan besar dalam menuntun peserta didik untuk mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya sesuai kodrat alam dan kodrat zamannya.  Hal ini sejalan dengan filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara.  SMAS Cendana, sebagai sebuah institusi Pendidikan memiliki tanggung jawab besar dalam mewujudkan hal tersebut dengan berusaha memfasilitasi semua kebutuhan murid untuk berkembang maksimal sesuai potensi yang dimilikinya.

Selaras dengan visi SMAS Cendana Mandau “Mewujudkan  Peserta Didik yang Berakhlak Mulia, Cerdas, Berwawasan, Peka, Terampil Membudidayakan Lingkungan, Berkarakter Kebangsaan dan Sukses Berkompetisi Secara Global ”,  berbagai program kegiatan yang bertujuan menggali dan mengembangkan minat/bakat murid di bidang akademik maupun non akademik berusaha disediakan dan difasilitasi.  Keberadaan program tersebut  membuat murid memiliki banyak pilihan kegiatan bernilai positif yang bisa diikuti untuk mengembangkan dirinya.  Ini menjadi salah satu daya tarik dari SMAS Cendana Mandau dan menjadikannya sebagai sekolah swasta terkemuka di Kabupaten Bengkalis.  Keinginan memperoleh Pendidikan yang bermutu, berkualitas dan memiliki peluang besar untuk melanjutkan Pendidikan pada perguruan tinggi favorit di Indonesia menjadikan sekolah ini sebagai pilihan yang sangat layak dipertimbangkan di Bengkalis.  

b.     Alasan Melakukan Aksi Nyata

Setiap program kerja ataupun program kegiatan yang telah disusun dengan matang dan mempertimbangkan banyak hal pasti akan tetap memiliki resiko serta konsekuensi.  Kesiapan menghadapi resiko dan konsekuensi dari terlaksananya sebuah program, khususnya pada institusi Pendidikan akan sangat berpengaruh terhadap keberadaan murid.  Untuk itu, proses pengambilan keputusan yang tepat harus benar-baner dikuasai dengan baik oleh sekolah dalam hal ini pimpinan maupun guru sebagai seorang pemimpin pembelajaran.

Atas dasar hal tersebut, kami para CGP dari SMAS Cendana Mandau yang berjumlah 6 orang tergerak untuk melakukan aksi nyata pengimbasan materi PGP tentang  Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.  Pengimbasan ini menjadi hal yang sangat penting, mengingat permasalahan pembelajaran adalah hal yang melekat erat dalam sebuah proses Pendidikan dan pengajaran.  Pengimbasan “Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran” yang kami lakukan pada tanggal 5 Oktober ini ternyata bisa sekaligus kami praktekkan dan implementasikan hasilnya karena  secara bersamaan ada permasalahan  dilema etika yang sedang dihadapi  di SMAS Cendana Mandau terkait program kegiatan pemberian bimbingan belajar siswa dalam menghadapi UTBK.

Kegiatan bimbingan belajar bagi siswa kelas XII dalam menghadapi UTBK adalah program unggulan yang kami miliki dan telah dilaksanakan sejak awal tahun ajaran baru 2021-2022.  Terkait kondisi pandemi COVID 19 saat ini, kegiatan dilakukan secara daring dari jam 16.00 – 17.30 dengan mempergunakan aplikasi LMS Schoology serta tatap maya melalui zoom ataupun google meet.  Namun dalam 1 bulan terakhir, prosentase kehadiran siswa untuk mengikuti bimbingan belajar ini menurun cukup drastis karena sebagian dari murid ada yang mengikuti bimbingan belajar berbayar online yang jadwal pelaksanaannya berbenturan dengan jadwal bimbingan belajar kelas XII yang diadakan oleh sekolah.  Hal ini menjadi dilema etika yang dihadapi sekolah, murid dan juga orang tua.  Dilema terberat terletak pada murid dimana murid harus menentukan pilihan untuk ikut bimbingan belajar yang difasilitasi sekolah sesuai program yang telah disosialisasikan pada orang tua ataukah mengikuti bimbingan belajar online berbayar yang juga telah didaftar dan dibayarkan oleh orang tua sementara waktu pelaksanaan keduanya bersamaan.  Dilema terjadi karena pada jam yang bersamaan siswa harus menentukan pilihan apakah akan mengikuti bimbingan belajar yang diadakan oleh sekolah atau mengikuti bimbingan online berbayar yang sudah didaftarkan oleh orang tua. Kedua pilihan siswa adalah benar akan tetapi saling bertentangan.  Bagi sekolah, bimbingan belajar yang diberikan adalah program yang telah didiskusikan  dengan komite dan sesuai permintaan serta disetujui orang tua terkait pemantapan materi untuk persiapan UTBK. Namun disisi lain, orang tua juga memiliki keinginan agar anak-anaknya di era pandemi tetap memperoleh trik-trik khusus menghadapi UTBK yang bisa diperoleh melalui bimbingan belajar berbayar

 

Melalui proses pengambilan keputusan yang tepat dalam menyelesaikan permasalahan dilema etika ini, semua pihak khususnya murid, guru mata pelajaran bimbel dan orang tua akan merasa nyaman dan memperoleh keputusan yang tepat bagi semua pihak.

c.      Hasil Aksi Nyata

1)     Pengimbasan materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, kami lakukan dalam kegiatan “Seminar Pengimbasam Materi Pendidikan Guru Penggerak” pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2021 yang diikuti oleh jajaran guru dan pimpinan serta karyawan sekolah dan dihadiri oleh pengajar paraktik kami ibu Desrina,

 


2)     Tahap Pengambilan Keputusan terkait dilema etika yang dihadapi sekolah, murid dan orang tua.

a.      Prinsip yang digunakan : Prinsip berbasis hasil akhir.

b.     Paradigma : jangka panjang vs jangka pendek

§   Jangka panjang : kredibilitas sekolah tetap bisa dipertahankan jika  siswa mengikuti bimbingan belajar yang dilakukan sekolah sesuai dengan program sekolah yang telah disosialisasikan kepada orang tua. .  

§   Jangka pendek : jika bimbel online berbayar tetap diikuti, menurut  siswa mereka  memiliki kesiapan untuk  mengikuti UTBK karena tempat bimbingan belajar online memilki koneksi dengan LTMPT.

c.      Pengujian Keputusan

§  Nilai yang saling bertentangan : Bimbel sekolah vs bimbel online berbayar

§  Yang terlibat : Murid, sekolah, Bimbel online berbayar

§  Fakta yang relevan : jadwal bimbel online yang bersamaan dengan bimbel sekolah, bimbel online memiliki koneksi dengan LTMPT,mempunyai program mengukur passing grade Try Out, dengan program simulasi yang mirip pola yang mendekati UTBK, sedangkan di sekolah guru sudah mempersiapkan bahan ajar dan soal persiapan UTBK, secara konsep guru lebih menguasai materinya, dan sekolah sudah menyiapkan program persiapan UTBK hingga siswa menyelesaikan pembelajaran semester 2.

§  Uji legalitas : tidak ada pelanggaran hukum.

§  Uji regulasi : ada pelanggaran aturan ketika murid tidak mengikuti bimbel yang dilakukan oleh sekolah.

§  Uji intuisi : guru merasa tidak nyaman apabila siswa yang mengikuti bimbel di sekolah persentase kehadirannya menurun.

§  Uji publikasi : jika hal ini diketahui masyarakat umum maka akan berdampak pada penurunan  kredibilitas sekolah dan ini berimbas pada nilai jual sekolah.

§  Uji idola : prinsip pimpinan sekolah yang lama guru harus meningkatkan kompetensi dan pelayanan terhadap murid sehubungan dengan mempersiapan murid untuk masuk ke perguruan tinggi agar tetap mendapat kepercayaan dari orangtua murid sebagai stakeholder, dan menutup akses bimbingan belajar online untuk bebas mempromosikan bimbelnya ke sekolah.

d.     Pengujian paradigma : jangka pendek vs jangka panjang

e.      Prinsip yang digunakan : Prinsip berbasis hasil akhir

f.      Opsi Trilemma : memberi masukkan kepada pimpinan sekolah untuk mengubah jadwal bimbingan sekolah agar nantinya dapat memfasilitasi murid untuk mengikuti bimbingan online yang sudah dijalani.

g.     Keputusan : siswa wajib mengikuti bimbingan belajar UTBK sesuai dengan program sekolah dengan menyusun ulang jadwal agar murid juga tetap bisa mengikuti bimbel belajar online yang telah dibayar orangtuanya.

h.     Refleksi : dengan mempertimbangkan semua tahapan dan langkah yang ada serta pengujian dalam pengambilan keputusan maka opsi trilema menjadi pilihan yang terbaik agar semua kebutuhan baik sekolah, murid dan orangtua dapat diakomodir.

 

 


2.     FEELINGS (Perasaan)

Pelaksanaan aksi nyata ini membuat saya merasa sangat senang karena tepat 1 minggu setelah melakukan pengimbasan materi Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran kami berusaha menyelesaikan dilema etika yang terjadi terkait dengan bimbingan belajar.  Saat itu, kami langsung bisa menerapkan tahapan pengambilan keputusan yang menggunakan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4. Paradigma dilema etika dan 9 langkah pengujian keputusan. Sehingga kami mampu mengambil keputusan yang tepat bagi kedua belah pihak.

 

3.     FINDINGS ( Pembelajaran)

Pembelajaran yang didapat agar program yang disusun tepat sasaran, sebagai berikut:

1.     Melakukan survei  kebutuhan peserta didik sebelum menyusun program.

2.     Melakukan pemetaan resiko yang akan muncul.

 

4.     FUTURE (Penerapan ke Depan)

Rencana perbaikan terhadap kondisi dilema yang dihadapi di masa yang akan datang :

1.     Melakukan diskusi atau pertemuan dengan orang tua murid lebih awal terkait kebutuhan murid dalam mempersiapkan diri menghadapi UTBK.

2.     Melakukan diskusi terlebih dahulu dengan guru terkait program UTBK.

3.     Membangun jaringan social yang lebih kuat untuk memperoleh akses informasi terbaru terkait UTBK.

4.     Melengkapi program sekolah dengan komponen kompetensi yang dibutuhkan dalam menghadapi UTBK seperti teknis pengukuran passing grade terbaru dan prediksi kelulusan.

 

 

 

“SALAM GURU PENGGERAK”

TERGERAK, BERGERAK, MENGGERAKKAN

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar